Di dunia perburungan , nama komunitas burung oceh-ocehan sudah tak aneh lagi. Suara burung yang lebih renyah dan lincah dengan variasi yang lebih beragam bisa mensugesti lebih banyak orang untuk menggemari acara memelihara Hewan Peliharaan atau bahkan menangkarkan burung ocehan. Terlebih dengan maraknya aneka macam lomba , menjadikan burung-burung menyerupai jalak , kenari serta berderet nama burung ocehan lain semakin naik daun. Tentu diikuti dengan harga yang makin membubung tinggi saat burung-burung tersebut bisa menjuarai sebuah lomba.
Tapi di antara hiruk pikuk maraknya komunitas pecinta Hewan Peliharaan burung ocehan , kelompok penggemar burung anggungan , nyatanya tidak lantas tergulung zaman. Tengok saja , meski jumlah komunitas dan anggotanya jauh lebih sedikit , komunitas ini ternyata juga tetap eksis dan bertahan. Salah satunya ialah komunitas yang disebut dengan Persatuan Pelestari Derkuku Seluruh Indonesia (PPDSI). Komunitas ini memiliki cabang cukup luas dan merata di Indonesia. Hebatnya , pengurus pusatnya justru di DIY. Tapi komunitas ini tetap eksis dan secara periodik juga menggelar acara termasuk aneka macam lomba tingkat kawasan atau pun nasional. “Agenda rutin masih kami gelar sebagai upaya untuk tetap melestarikan burung anggungan ini sebagai warisan untuk anak cucu nanti”.
Meski tidak banyak penggemar , warga Sleman ini mengatakan memelihara dan menangkarkan burung anggungan bahu-membahu jauh lebih mudah. Pemeliharaannnyapun tidak serumit dan serewel burung ocehan , begitu pula dalam hal makanan. “Sangat mudah dan murah. Makanan cukup sederhana hanya beras merah diberi jewawut dan ketan hitam sudah cukup. Mandi cukup sepekan sekali dan tidak perlu disediakan kolam mandi menyerupai ocehan. Sangat hemat bagi pemilik Hewan Peliharaan ini. Memberi atau mengisi tempat makan bisa berpekan-pekan sekali , coba bandingkan dengan burung ocehan".
Cara menjodohkan derkuku;
Untuk mempercepat proses perjodohan , cara-cara berikut ini dapat ditempuh.
1. Pilihlah burung puter pelung betina dan burung derkuku jantan yang sampaumur , siap kawin.
2. Mandikan keduanya hingga basah.
3. Kedua burung disatukan dalam sangkar , lalu dijemur di panas matahari dengan diberi makanan dan minuman secukupnya.
4. Setelah bulu burung-burung tersebut kering , keduanya diberi BirdMature kapsul (bisa dilihat di sini untuk mengetahui fungsi dan pemakaiannya) dengan cara disuapkan. Masing-masing diberi satu kapsuL dan dipastikan telah tertelan hingga ke tembolok.
5. Keduanya dimasukan ke dalam sangkar kecil , lalu dikerodong dengan kain atau kertas koran. Dalam sangkar kecil ini disediakan makanan dan minumam untuk dua hari.
6. Biarkan kedua burung berada dalam sangkar tersebut selama dua hari.
7. Pada hari berikutnya sangkar tertutup yang berisi dua burung dijemur di panas matahari selama satu setengah jam.
8. Setelah dijemur selama satu setengah jam , kedua burung dimasukkan ke sangkar penangkaran yang telah disiapkan.
9. Dalam waktu tujuh hari burung betina pasti sudah menampakkan tanda-tanda akan bertelur.
Kandang penangkaran dan perlengkapannya
Kandang penangkaran ialah sangkar yang dimaksudkan untuk menangkarkan burung derkuku. Kandang penangkaran tidak perlu yang spesifik alasannya ialah derkuku termasuk burung yang adaptif atau mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sangkar yang bagaimanapun juga. Yang perlu diperhatikan ialah hal-hal menyerupai berikut ini.
1. Lokasi sangkar penangkaran harus bebas dari segala gangguan kebisingan yang dapat menjadikan burung stres.
2. Kandang penangkaran harus memperoleh sinar matahari yang cukup.
3. Kandang penangkaran harus senantiasa bersih dan tidak dapat dimasuki oleh binatang-binatang pengganggu menyerupai tikus dan kucing.
4. Kandang penangkaran tidak perlu terlalu luas. Idealnya berukuran panjang 2 m , lebar 1 m , dan tinggi 1 ,8 m. Meskipun dcmikian , dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pun bahu-membahu derkuku sudah mau berkembang biak. Bahkan , ada sebagian peternak yang memilih sangkar penangkaran berukuran kecil karena bawah umur derkuku dapat lebih jinak.
5. Tersedia tempat atau sarang untuk bertelur dengan baik. Sarang sebaiknya dari daun pinus atau cemara yang kering.
6. Di dalam sangkar tersedia makanan dan minuman yang cukup juga perlu disediakan pula grit (tuinbukan kulit kerang) untuk membantu pemenuhan zat kapur bagi burung yang bertelur.
Tapi di antara hiruk pikuk maraknya komunitas pecinta Hewan Peliharaan burung ocehan , kelompok penggemar burung anggungan , nyatanya tidak lantas tergulung zaman. Tengok saja , meski jumlah komunitas dan anggotanya jauh lebih sedikit , komunitas ini ternyata juga tetap eksis dan bertahan. Salah satunya ialah komunitas yang disebut dengan Persatuan Pelestari Derkuku Seluruh Indonesia (PPDSI). Komunitas ini memiliki cabang cukup luas dan merata di Indonesia. Hebatnya , pengurus pusatnya justru di DIY. Tapi komunitas ini tetap eksis dan secara periodik juga menggelar acara termasuk aneka macam lomba tingkat kawasan atau pun nasional. “Agenda rutin masih kami gelar sebagai upaya untuk tetap melestarikan burung anggungan ini sebagai warisan untuk anak cucu nanti”.
Meski tidak banyak penggemar , warga Sleman ini mengatakan memelihara dan menangkarkan burung anggungan bahu-membahu jauh lebih mudah. Pemeliharaannnyapun tidak serumit dan serewel burung ocehan , begitu pula dalam hal makanan. “Sangat mudah dan murah. Makanan cukup sederhana hanya beras merah diberi jewawut dan ketan hitam sudah cukup. Mandi cukup sepekan sekali dan tidak perlu disediakan kolam mandi menyerupai ocehan. Sangat hemat bagi pemilik Hewan Peliharaan ini. Memberi atau mengisi tempat makan bisa berpekan-pekan sekali , coba bandingkan dengan burung ocehan".
Cara menjodohkan derkuku;
Untuk mempercepat proses perjodohan , cara-cara berikut ini dapat ditempuh.
1. Pilihlah burung puter pelung betina dan burung derkuku jantan yang sampaumur , siap kawin.
2. Mandikan keduanya hingga basah.
3. Kedua burung disatukan dalam sangkar , lalu dijemur di panas matahari dengan diberi makanan dan minuman secukupnya.
4. Setelah bulu burung-burung tersebut kering , keduanya diberi BirdMature kapsul (bisa dilihat di sini untuk mengetahui fungsi dan pemakaiannya) dengan cara disuapkan. Masing-masing diberi satu kapsuL dan dipastikan telah tertelan hingga ke tembolok.
5. Keduanya dimasukan ke dalam sangkar kecil , lalu dikerodong dengan kain atau kertas koran. Dalam sangkar kecil ini disediakan makanan dan minumam untuk dua hari.
6. Biarkan kedua burung berada dalam sangkar tersebut selama dua hari.
7. Pada hari berikutnya sangkar tertutup yang berisi dua burung dijemur di panas matahari selama satu setengah jam.
8. Setelah dijemur selama satu setengah jam , kedua burung dimasukkan ke sangkar penangkaran yang telah disiapkan.
9. Dalam waktu tujuh hari burung betina pasti sudah menampakkan tanda-tanda akan bertelur.
Kandang penangkaran dan perlengkapannya
Kandang penangkaran ialah sangkar yang dimaksudkan untuk menangkarkan burung derkuku. Kandang penangkaran tidak perlu yang spesifik alasannya ialah derkuku termasuk burung yang adaptif atau mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sangkar yang bagaimanapun juga. Yang perlu diperhatikan ialah hal-hal menyerupai berikut ini.
1. Lokasi sangkar penangkaran harus bebas dari segala gangguan kebisingan yang dapat menjadikan burung stres.
2. Kandang penangkaran harus memperoleh sinar matahari yang cukup.
3. Kandang penangkaran harus senantiasa bersih dan tidak dapat dimasuki oleh binatang-binatang pengganggu menyerupai tikus dan kucing.
4. Kandang penangkaran tidak perlu terlalu luas. Idealnya berukuran panjang 2 m , lebar 1 m , dan tinggi 1 ,8 m. Meskipun dcmikian , dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pun bahu-membahu derkuku sudah mau berkembang biak. Bahkan , ada sebagian peternak yang memilih sangkar penangkaran berukuran kecil karena bawah umur derkuku dapat lebih jinak.
5. Tersedia tempat atau sarang untuk bertelur dengan baik. Sarang sebaiknya dari daun pinus atau cemara yang kering.
6. Di dalam sangkar tersedia makanan dan minuman yang cukup juga perlu disediakan pula grit (tuinbukan kulit kerang) untuk membantu pemenuhan zat kapur bagi burung yang bertelur.
Ketika derkuku mulai bertelur , mengeram , dan telurnya menetas
Setelah pasangan derkuku jodoh dan mulai membangun sarang untuk bertelur , kondisi makanan dan minumannya perlu sekali dijaga. Setelah bertelur , biasanya dua butir , burung akan mengeram selama kurang lebih empat belas hari. Setelah itu , telur menetas.
Berdasurkan pengamatan selama ini anak yang dihasilkan lebih banyak jantan semua dan hampir tidak pernah terjadi betina semua. Dalam hal pengeraman dan pengasuhan piyik (anak burung) beberapa cara berikut ini dapat ditempuh.
1. Telur diambil dan ditetaskan pada pasangan burung puter. Selanjutnya pengasuhan anak derkuku diserahkan kepada pasangan burung puter tersebut hingga piyik tersebut dapat makan sendiri.
2. Telur ditetaskan oleh induk derkuku. Setelah anakan berusia lima hari pengasuhannya diserahkan kepada pasangan burung puter hingga piyik derkuku tersebut dapat makan sendiri dan tidak tergantung pada induknya , kurang lebih berumur satu bulan.
3. Telur dierami sendiri oleh indukan derkuku dan pengasuhan piyik oleh indukan derkuku itu sendiri hingga piyik dapat makan sendiri dan tidak tergantung kepada induknya.
Cara 1 dan 2 ditujukan untuk mempercepat produksi dari indukan derkuku. Apabila cara 1 dan 2 ini dilaksanakan , dalam jangka waktu kurang lebih empat belas hari induk burung sudah bertelur lagi. Akan tetapi , untuk menjaga kondisi indukan biar tetap fit dan tidak terjadi over produksi , terutama untuk indukan yang berpotensi menghasilkan keturunan-keturunan yang berkualitas baik , dianjurkan untuk menempuh cara 3.
Setelah pasangan derkuku jodoh dan mulai membangun sarang untuk bertelur , kondisi makanan dan minumannya perlu sekali dijaga. Setelah bertelur , biasanya dua butir , burung akan mengeram selama kurang lebih empat belas hari. Setelah itu , telur menetas.
Berdasurkan pengamatan selama ini anak yang dihasilkan lebih banyak jantan semua dan hampir tidak pernah terjadi betina semua. Dalam hal pengeraman dan pengasuhan piyik (anak burung) beberapa cara berikut ini dapat ditempuh.
1. Telur diambil dan ditetaskan pada pasangan burung puter. Selanjutnya pengasuhan anak derkuku diserahkan kepada pasangan burung puter tersebut hingga piyik tersebut dapat makan sendiri.
2. Telur ditetaskan oleh induk derkuku. Setelah anakan berusia lima hari pengasuhannya diserahkan kepada pasangan burung puter hingga piyik derkuku tersebut dapat makan sendiri dan tidak tergantung pada induknya , kurang lebih berumur satu bulan.
3. Telur dierami sendiri oleh indukan derkuku dan pengasuhan piyik oleh indukan derkuku itu sendiri hingga piyik dapat makan sendiri dan tidak tergantung kepada induknya.
Cara 1 dan 2 ditujukan untuk mempercepat produksi dari indukan derkuku. Apabila cara 1 dan 2 ini dilaksanakan , dalam jangka waktu kurang lebih empat belas hari induk burung sudah bertelur lagi. Akan tetapi , untuk menjaga kondisi indukan biar tetap fit dan tidak terjadi over produksi , terutama untuk indukan yang berpotensi menghasilkan keturunan-keturunan yang berkualitas baik , dianjurkan untuk menempuh cara 3.
0 Response to "Burung Derkuku"