Latest News

Burung Kasuari

Burung Kasuari tergolong dalam ordo Casuariiformes. Ordo ini terdiri dari dua famili , yaitu famili casuaridae dan dromidae. Di Indonesia hanya ditemukan famili casuaridae , yang terdiri dari tiga species : Casuarius casuarius , Casuarius benneti dan Casuarius unafendiculatus.


Ciri-ciri umum famili casuaridae a.l.:
 Tubuh besar berbentuk pasak , tinggi mampu mencapai 150 cm.
 Kakinya kokoh untuk berjalan dan berlari
 Leher panjang , kokoh dan paruh besar – kuat
Tidak dapat terbang alasannya sayap degenerasi dengan bulu yang tidak tepat dan terlepas. Jari kaki 3 buah menghadap kedepan dengan kuku tajam.

Propinsi Papua (Irian Jaya) merupakan kawasan Kawasan Timur Indonesia , yang kaya akan keaneka ragaman hayati , baik fauna maupun floranya. Keaneka ragaman fauna Irian Jaya dari jenis burung , ada 602 species dengan tingkat endemic 52 % (Anonymous , 1993). Salah satu jenis burung endemik yang tergolong paling besar tubuhnya ialah burung kasuari (Casuarius Sp.). Burung ini selain besar , juga memiliki keindahan warna leher dan pialnya.

Kasuari merupakan burung besar yang tubuhnya berat (60-75 kilogram) , hanya dijumpai di pulau Papua , Kepulauan Aru , Seram dan Australia Timur Laut. Berkerabat akrab dengan burung Unta , Emu , Kiwi , Rhea dan Tinamou yang tergolong kedalam ratiles atau burung yang tidak dapat terbang. Kasuari dapat lari dengan kecepatan 40 kilometer per jam dengan satu lompatan melewati rintangan. Memiliki sepasang kaki yang kokoh dengan ketiga jarinya yang dipersenjatai kuku atau cakar yang tajam dan panjang. Bulu kasuari remaja berwarna hitam legam , kaku dan pendek. Sedangkan bulu anak kasuari berwarna coklat pucat dengan garis-garis memanjang dari kepala keekor berwarna coklat gelap. Perubahan warna bulu dari coklat bergaris menjadi coklat polos terjadi pada umur sekitar 6 bulan kemudian dari coklat menjadi warna hitam legam setelah mencapai umur remaja kelamin yaitu sekitar umur 4 tahun.

Kasuari memiliki kawasan teritori tertentu dan hidup secara soliter kecuali pada animo kawin dan dikala mengasuh anak Kasuari tergolong hewan diurnal yaitu melaksanakan acara disiang hari. Di alam bebas kasuari menjelajahi hutan sendiri-sendiri (soliter) atau bersama anaknya atau berpasangan pada dikala animo kawin. Pada dikala animo kawin satwa ini bersifat nervous dan siap menyerang siapa saja yang berada disekitarnya. Menjelang dan awal animo kawin , jantan mulai mendekati betina dan pada dikala ini sering terjadi perkelahian antar kasuari jantan dalam memperebutkan betina.

Perkembang biakan Kasuari

Pertemuan jantan dan betina dikala animo kawin , umumnya di kawasan teritori atau di areal tempat makan kasuari betina. Bila kasuari betina telah mendapatkan pejantan maka kasuari jantan akan mengikuti betina terus sehingga terlihat berpasangan , tetapi sebaliknya kalau betina menolak maka jantan akan diusir. Pengusiran ini lebih sering terjadi pada dikala diluar animo kawin. Kasuari betina umumnya lebih besar dari jantan. Kasuari merupakan salah satu spesies yang melaksanakan perkawinan dengan sistem poliandri.

Seekor kasuari betina akan kawin dengan lebih dari satu kasuari jantan. Setelah satu clatch peneluran , kasuari betina akan meninggalkan pasangannya dan akan mencari dan akan bercumbu dengan kasuari jantan lain hingga dibuahi pada clutch peneluran berikutnya. Semakin renta kasuari betina semakin luas teritorinya , lebih banyak pasangannya dan lebih bergairah dikala bercumbu sehingga turunannya lebih banyak.

Menurut Coates (1986) , animo kawin pada kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius) umumnya dari bulan Juni hingga Oktober tetapi paling sering Juli dan Agustus , sedangkan pada kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus) masa kawin terjadi selama animo panas dan animo bertelur pada bulan Juni. Masa kawin pada kasuari kerdil (Casuarius bennetti) terjadi pada simpulan animo hujan atau bulan Maret dan April. Kasuari jantan dan betina menduduki teritori tertentu pada dikala bertelur.

Betina meletakkan 3-6 telur berwarna kehijauan dalam sarang yang terbuat dari daun-daunan pada pangkal sebatang pohon , kemudian betina pergi ke hutan meninggalkan sang jantan yang akan mengerami , menjaga dan mempertahankan anak-anaknya dari predator. Selama kurang lebih 7 ahad jantan sibuk mengerami telur dan menjaga anaknya setelah menetas.

Jika pada waktu pengeraman ini terdapat gangguan atau bahaya dari luar maka sang jantan akan segera lari ke hutan , berusaha mengalihkan perhatian predator terhadap telur atau anak-anaknya yang berharga. Bagi pejantan sendiri merupakan sasaran yang penampilannya menyolok alasannya warnanya yang hitam kelam , sedangkan telur berwarna hijau dan anak kasuari bergaris garis coklat sehingga kemungkinan besar tidak akan terlihat oleh predator. Anak kasuari akan tinggal bersama kedua induknya hingga umur sembilan bulan sebelum mereka menjalani contoh hidup soliter dan menduduki teritori atau home range sendiri.

Kasuari tampaknya dapat dijadikan Hewan Peliharaan dengan mudah. Sebagai burung yang tak dapat terbang , maka kandangnya cukup berupa pagar , lalu disediakan tempat berteduhnya disudut atau tengah kandang. Kasuari yang telah lama dipelihara punya tingkah laku seolah-olah anjing , bakir , mampu diajak gurau oleh si pemilik atau pemelihara. Dapat dilepaskan dari sangkar dari sangkar dan kembali pulang.

0 Response to "Burung Kasuari"