PROBOLINGGO- Karapan Sapi sudah dikenal sebagai tradisi budaya Madura. Tapi bagaimana dengan Karapan Marmut?.
Karapan atau balapan marmut ini ialah salah satu tradisi warga Madura yang tinggal Probolinggo dalam menyambut datangnya animo kemarau.
Karapan Marmut sama menyerupai Karapan Sapi yang memiliki sirkuit atau arena balap dan joki , serta pengibar bendera untuk memulai balapan.
Dari dua marmut yang merupakan hewan peliharaan diperlombakan , yang paling cepat mencapai garis finish ialah pemenang dari Karapan Marmut.
Hanya saja , yang membedakannya ialah dalam Karapan Marmut , sang joki tidak menaiki marmut menyerupai Karapan Sapi. Sang joki berlari di belakang sambil memacu marmut dari belakang dengan rumbai rumba semoga berlari kencang
Sirkuit atau arena balapan juga hanya berukuran 2 meter kali 50 meter saja , mengingat badan binatang ini berukuran kecil.
Dalam balapan kali ini , karapan dimenangkan tiga orang juaranya untuk mempereutkan sebuah televisi dan kambing.
Pemenang Karapan Marmut kali ini , Suharlan , mengungkapkan kemenangannya disebabkan marmut yang dimilikinya sudah disiapkan , diterapi , diberi ramuan , dan ilmu tenaga dalam.
0 Response to "Karapan Marmut Tradisi Sambut Musim Kemarau"